Susu Kambing Higoat atasi Alergi Susu Pada Anak-anak |
Alergi susu sapi dapat terjadi pada 2 - 8% bayi. Sekitar 5 -15% dari bayi ini memiliki reaksi terhadap protein susu sapi, tetapi tidak semua reaksi ini adalah reaksi alergi. Misalnya, intoleransi laktosa bukan alergi, tetapi beberapa anak memiliki reaksi ini.
Alergi susu sapi dapat timbul sejak beberapa menit sampai beberapa jam setelah mengkonsumsi susu sapi. Tanda dan gejala bervariasi dari yang ringan sampai yang parah termasuk sesak, muntah, kulit kemerahan dan masalah pencernaan.
Alergi susu pada anak dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa terjadi. Terakhir terungkap bahwa alergi ternyata bisa mengganggu fungsi otak, sehingga sangat mengganggu perkembangan anak Belakangan terungkap bahwa alergi menimbulkan komplikasi yang cukup berbahaya, karena alergi dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita termasuk gangguan fungsi otak. Gangguan fungsi otak itulah maka timbul ganguan perkembangan dan perilaku pada anak seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, keterlambatan bicara, gangguan konsentrasi hingga autism.
Autism dan berbagai spektrum gejalannya adalah gangguan perilaku anak yang paling banyak diperhatikan dan kasusnya ada kecenderungan meningkat dalam waktu terakhir ini. Autism diyakini beberapa peneliti sebagai kelainan anatomis pada otak secara genetik. Terdapat beberapa hal yang dapat memicu timbulnya autism tersebut, termasuk pengaruh makanan atau alergi makanan.
Gejala alergi susu sapi
Gejala yang timbul sesaat setelah mengkonsumsi susu sapi adalah kulit kemerahan dan bengkak, sesak, muntah-muntah. Tanda dan gejala yang timbulnya memerlukan waktu adalah feses lembek kadang disertai darah, diare, nyeri perut, batuk & grok-grok, pilek, mata berair, kulit merah-merah dan gatal terutama di sekitar mulut & wajah, kolik (pada bayi).
Alergi dapat mengganggu organ tubuh
Alergi adalah suatu proses inflamasi yang tidak hanya berupa reaksi cepat dan lambat tetapi juga merupakan proses inflamasi kronis yang kompleks dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pengontrol internal. Berbagai sel mast, basofil, eosinofil, limfosit dan molekul seperti IgE, mediator sitokin, kemokin merupakan komponen yang berperanan inflamasi.
Gejala klinis terjadi karena reaksi imunologik melalui pelepasan beberapa mediator tersebut dapat mengganggu organ tertentu yang disebut organ sasaran. Organ sasaran tersebut misalnya paru-paru maka manifestasi klinisnya adalah batuk atau asma bronchial, bila sasarannya kulit akan terlihat sebagai urtikaria, bila organ sasarannya saluran pencernaan maka gejalanya adalah diare dan sebagainya. Sistem Susunan Saraf Pusat atau otak juga dapat sebagai organ sasaran, apalagi otak adalah merupakan organ tubuh yang sensitif dan lemah. Sistem susunan saraf pusat adalah merupakan pusat koordinasi tubuh dan fungsi luhur. Maka bisa dibayangkan kalau otak terganggu maka banyak kemungkinan manifestasi klinik ditimbulkannya termasuk gangguan perilaku pada anak. Apalagi pada alergi sering terjadi proses inflamasi kronis yang kompleks.
Susu kambing dengan segala kandungan zat gizi-nya tidak menimbulkan efek samping yang negative atau merugikan bagi orang orang yang mengkonsumsinya. Justru susu kambing mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan susu sapi, sehingga susu kambing dapat dijadikan alternatif pengganti untuk orang-orang yang alergi terhadap susu sapi. Orang yang alergi susu sapi biasanya akan mengalami masalah-masalah kesehatan terutama masalah pencernaan yang timbul segera setelah mengkonsumsi susu sapi, misalnya: kembung (Dyspepsia), sakit perut (Colic Abdomen), buang-buang air besar (Diarrhea), sampai kepada timbulnya bercak-bercak kemerahan pada kulit (Rash). Biasanya masalah-masalah pencernaan yang timbul setelah mengkonsumsi susu sapi disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu pertama karena orang itu alergi terhadap kandungan protein-susu dalam susu sapi, dan yang kedua karena orang itu sulit mencernakan kandungan gula-susu yang tinggi kadarnya dalam susu sapi.
Bila berbicara tentang protein-susu, ternyata jenis protein-susu utama dalam susu kambing sama dengan jenis protein-susu dalam ASI, yaitu dominan dengan Beta-Casein. Sedangkan susu sapi kaya dengan kandungan protein-susu Alpha S-1 Casein yang sering memicu timbulnya alergi bagi yang mengkonsumsinya. Berdasarkan penelitian ternyata protein-susu jenis Alpha S-1 Casein tidak ditemukan dalam susu kambing. Jenis protein-susu dalam susu kambing pada saluran pencernaan kita akan menciptakan suasana keasaman lambung dengan PH yang lebih tinggi atau lebih bergeser ke arah basa, sehingga susu kambing aman dikonsumsi dan dapat membantu proses penyembuhan luka lambung pada penderita penyakit maag (Gastritis). Protein susu kambing bila bercampur dengan asam lambung dalam sistem pencernaan kita, akan menghasilkan persenyawaan susu yang lebih mudah untuk dicernakan dibandingkan dengan persenyawaan susu yang dihasilkan dari protein susu sapi. Dengan alasan ini susu kambing baik bila diberikan pada anak-anak yang sering mengalami muntah karena masalah“ Gastroesophageal Reflux” (GER).
Susu kambing banyak mengandung gizi berupa vitamin seperti A, niacin dan riboflavin. Juga kaya akan kandungan mineral Kalsium, Kalium, Magnesium, Phosphor, Khlor dan Mangan. Namun bila dibandingkan dengan susu sapi maka susu kambing mengandung rendah besi, belerang, narium, seng dan molybdenum.
Molekul proteinnya lebih halus dari susu sapi, sehingga mudah diserap usus, hanya perlu waktu 20 menit (susu sapi perlu waktu 120 menit) & Cocok untuk semua karena tidak mengandung unsur alergi
Aturan Mengkonsumsi susu HiGOAT
Susu HiGoat adalah susu kambing sangat bagus dikonsumsi bagi bayi yang berusia 6 bulan keatas, adapun bayi dibawah 6 bulan dianjurkan ibunya untuk mengkonsumsi susu HiGoat dengan tetap memberikan ASI Ekslusif bagi bayinya agar terbentuk daya tahan tubuh alami pada bayi.
Referensi
• American Academy of Allergy, Asthma and Immunology. The Allergy Report
• Australasian Society of Clinical Immunology and Allergy
• Vanderplas et al. Guidelines for the diagnosis and management of cow's milk protein allergy in infants. Arch Dis Child. 2007; 92:902-908
• Rance F. Food allergy in children suffering from atopic eczema. Pediatr Allergy Immunol 2008;19:279-284